Laporan Akhir 2

Laporan Akhir 2

 [KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA]


 1. Jurnal [kembali]

1.Percobaan 2a dan 2b


2. Alat dan Bahan [kembali]

 2.1 Alat
          a. Jumper
Gambar Jumper

        b. Modul De Lorenzo

Gambar Modul De Lorenzo

    2.2 Bahan
        a. Power DC
Gambar Power DC        

        b. Switch (SW-SPDT)
Gambar Switch

        c. Logic Probe

Gambar Logic Probe

 3. Rangkaian Simulasi  [kembali]

Gambar Rangkaian Percobaan 2 (a) 

Gambar rangkaian pada modul

Gambar rangkaian pada praktikum

Gambar Rangkaian percobaan 2 (b)

Gambar rangkaian pada praktikum 
Gambar rangkaian pada proteus:


Gambar rangkaian pada proteus

 4. Prinsip Kerja Rangkaian [kembali]

Pada rangkaian ini digunakan kombinasi antara counter CTR DIV16 dan CTR DIV10 yang saling terhubung dalam konfigurasi sinkron. Counter DIV16 berperan sebagai penghitung biner 4-bit yang mampu menghasilkan urutan hitungan dari 0 hingga 15, sesuai dengan karakteristik penghitung modulo-16. Sementara itu, counter DIV10 berfungsi sebagai pencacah desimal (decade counter) yang menghitung dari 0 sampai 9 sebelum kembali ke posisi awal. Kedua counter bekerja secara sinkron karena seluruh flip-flop di dalam masing-masing IC menerima sinyal clock yang sama, sehingga setiap perubahan keadaan keluaran terjadi pada saat yang bersamaan tanpa adanya efek propagasi seperti pada ripple counter.

Selain itu, rangkaian ini dilengkapi dengan masukan kontrol S0 sampai S3 yang memungkinkan pengguna mengatur berbagai mode operasi counter, seperti melakukan clear untuk menghapus nilai hitungan, load untuk memuat nilai awal tertentu, serta memilih apakah counter bekerja dalam mode penghitung naik (up) atau penghitung turun (down). Dengan adanya kontrol ini, sistem pencacah dapat dikonfigurasi untuk berbagai keperluan sesuai kebutuhan rangkaian.

Output dari DIV16, yaitu QA hingga QD, kemudian diteruskan ke bagian input data pada DIV10. Pengkaitan ini menghasilkan sebuah sistem pencacah bertingkat yang bekerja sepenuhnya secara sinkron, sehingga urutan hitungan yang dihasilkan mengikuti teori pencacah ideal tanpa munculnya keterlambatan propagasi yang biasanya terjadi pada counter asinkron. Dengan demikian, kombinasi kedua counter ini mampu menghasilkan urutan hitungan yang stabil, presisi, dan bebas dari glitch, sehingga sangat sesuai digunakan dalam aplikasi pencacahan digital yang membutuhkan keakuratan tinggi.

 5. Video Rangkaian [kembali]


Percobaan 2a

Percobaan 2b

 6. Analisa [kembali]






7. Link Download [kembali]







Komentar

Postingan populer dari blog ini